Manfaat Nitrogen Dalam Brazing Pipa Tembaga
Banyak sekali petunjuk
pemasangan HVAC yang harus menggunakan nitrogen yang dialirkan pada pipa
tembaga pada saat proses pengelasan (brazing). Hal ini menjadi sangat penting
untuk mendapatkan suatu sistem HVAC yang berkualitas. Tetapi mengapa harus mengalirkan
nitrogen pada saat proses pengelasan?
Udara yang ada di sekitar kita mengandung senyawa oksigen yang cukup banyak, hal ini dapat bereaksi dengan tembaga dengan membentuk oksida logam (karat) pada permukaan tembaga. Coba perhatikan warna pipa tembaga yang masih baru dengan warna coklat muda dan setelah sekian lama berada pada ruangan terbuka akan berubah warna menjadi lebih gelap. Terjadinya perubahan warna menjadi lebih gelap ini merupakan indikasi terjadinya oksidasi (pengaratan) pada permukaan pipa tembaga.
Pipa tembaga yang dijual
hingga ke tangan konsumen, pasti dilengkapi dengan tutup pipa pada kedua
ujungnya. Ini untuk mencegah masuknya udara luar yang mengandung oksigen ke
dalam pipa. Pada saat pengemasan pipa di pabrik pembuatnya, pipa akan dialiri
gas nitrogen kemudian ditutup pada kedua ujungnya. Jadi pada saat kita membeli
pipa tembaga, maka yang ada di dalam pipa tersebut adalah gas nitrogen. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi oksidasi pada permukaan pipa tembaga terutama pada
bagian dalam pipa. Setelah pipa tembaga digunakan, dipotong, dan disambung
kembali, udara gas nitrogen di dalam pipa akan terkontaminasi udara luar yang
mengandung oksigen dan akan mengakibatkan oksidasi.
Pada saat proses brazing,
suhu yang tinggi mengakibatkan terjadinya oksida logam (oksida tembaga) yang
melekat pada permukaan pipa. Setelah suhu menjadi dingin, oksida tembaga ini
akan mengelupas membentuk serpihan-serpihan. Jika terjadinya oksida logam
tersebut berada pada bagian luar pipa, maka dapat dibersihkan dengan mudah.
Tetapi jika serpihan tersebut berada di dalam pipa, maka serpihan oksida logam
tersebut akan ikut bersirkulasi bersama refrigerant. Ini akan menjadi sangat
berbahaya bagi sistem. Serpihan oksida tembaga tersebut bisa membuat komponen
ekspansi (pipa kapiler ataupun katup ekspansi) menjadi buntu.
Terjadinya oksidasi logam dalam
brazing pipa tembaga merupakan masalah lama dalam bidang HVAC. Masalah ini
menjadi lebih penting lagi setelah terjadinya perubahan refrigerant jenis HCFC
seperti R-22 yang menggunakan oli mineral berganti menggunakan refrigerant
jenis HFC seperti R-410a yang menggunakan oli sintetis POE (Poly Olester). Oli POE
mempunyai sifat pelarut dan juga dapat mengikis dinding pipa tembaga sehingga
kerak oksida dapat terlepas dan ikut bersirkulasi dengan refrigerant.
Untuk mencegah terjadinya
oksidasi pada permukaan dalam pipa tembaga selama pengelasan, dapat dilakukan mengalirkan
nitrogen kering melalui pipa tembaga selama proses brazing. Nitrogen mempunyai
sifat non reaktif sehingga dapat mencegah terjadinya kerak oksida. Dengan mengalirkan
nitrogen kering dapat menghilangkan oksigen yang terdapat di dalam pipa tembaga
sehingga kerak oksida tidak terbentuk selama proses brazing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar dengan bijak tanpa unsur SARA, Politik, dan Pornografi.