Sensor Gas, Jenis, Macam, Cara Kerja
Sensor gas adalah perangkat
yang digunakan untuk mendeteksi adanya gas atau konsentrasi gas pada suatu
tempat. Berdasarkan konsentrasi gas, sensor akan menghasilkan perbedaan
potensial yang sesuai dengan cara mengubah resistansi material di dalam sensor sehingga
dapat diukur sebagai tegangan keluaran. Berdasarkan besarnya nilai tegangan
keluaran ini dapat diperkirakan berapa konsentrasi gas yang ada.
Sedangkan jenis gas yang dapat dideteksi oleh sensor tergantung dari bahan pembuat sensor yang ada di dalamnya. Umumnya sensor gas berbentuk sebuah modul dengan komparator untuk membandingkan nilai tegangan. Pembanding ini dapat diatur untuk menentukan nilai ambang untuk konsentrasi gas tertentu. Ketika terjadi konsentrasi suatu gas melebihi ambang batas, keluaran digital akan menjadi tinggi. Dapat juga menggunakan pin analog untuk mengukur konsentrasi gas.
Jenis
Sensor Gas
Sensor gas secara umum
dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan jenis elemen sensor yang digunakan.
Berikut beberapa jenis sensor gas dilihat dari elemen sensor yang digunakan
untuk aplikasi tertentu antara lain:
· Sensor
gas berbasis oksida logam (Metal Oxide Based Gas Sensor)
· Sensor
gas optik (Optical gas Sensor)
· Sensor
gas elektrokimia (Electrochemical gas Sensor)
· Sensor
gas berbasis kapasitansi (Capacitance-based gas Sensor)
· Sensor
gas kalorimetri (Calorimetric gas Sensor)
· Sensor
gas berbasis akustik (Acoustic based gas Sensor)
Konstruksi
Sensor Gas
Dari jenis sensor yang disebutkan di atas, sensor gas yang paling sering digunakan adalah sensor gas berbasis semikonduktor oksida logam (Metal Oxide Based Gas Sensor). Secara umum, sensor gas ini disusun dari beberapa bagian antara lain:
1. Lapisan
pengindera gas
Lapisan
pengindera ini merupakan komponen utama dari sebuah sensor untuk mendeteksi
perbedaan konsentrasi gas dan menghasilkan perbedaan resistansi. Lapisan
pengindera pada dasarnya adalah sebuah chemiresistor yang nilainya akan berubah
jika terdapat perbedaan struktur kimia gas di suatu tempat.
Elemen
pengindera disini terbuat dari Dioxide (SnO2) yang memiliki kelebihan elektron
(elemen donor). Sehingga jika gas terjadi perubahan konsentrasi gas, resistansi
elemen akan berubah dan arus yang mengalir juga akan berubah sesuai dengan
perubahan konsentrasi gas.
2. Koil
pemanas
Koil
pemanas ini berfungsi untuk meningkatkan suhu elemen pengindera agar
sensitivitas dan efisiensinya meningkat. Koil pemanas terbuat dari
Nikel-Chromium yang mempunyai titik leleh tinggi, sehingga dapat bekerja
memanaskan elemen pengindera dan tidak meleleh.
3. Jalur
elektroda
Elemen
pengindera menghasilkan arus yang sangat kesil ketika mendeteksi perbedaan
konsentrasi gas, oleh karena itu efisiensi jalur untuk menghantarkan arus harus
diperhatikan. Biasanya digunakan penghantar platinum untuk melewatkan arus
dengan efisien.
4. Tabung
keramik
Diantara
koil pemanas dan lapisan pengindera terdapat sebuah tabung keramik yang terbuat
dari Alumunium Oksida (Al2O3). Tabung
kerami ini memiliki titik leleh yang tinggi sehingga dapat bertahan pada
saat terjadi pemanasan lapisan pengindera.
5. Elektroda
Elektroda
disini merupakan sebuah persimpangan yang menghubungkan antara lapisan
pengindera dengan output. Elektroda terbuat dari emas (Au) yang merupakan
konduktor yang sangat baik.
Sebagai bahan tambahan,
digunakan sebuah jaring kawat untuk melindungi elemen pengindera agar terhindar
dari partikel debu dan juga untuk mencegah kerusakan karena partikel korosif.
Kerja
Sensor Gas
Kemampuan sensor gas untuk
mendeteksi adanya perbedaan konsentrasi gas tergantung dari chemireistor untuk
menghantarkan arus listrik. Chemiresistor yang biasa digunakan adalah Tin
Dioxide (SnO2) yang merupakan semikonduktor tipe N yang mempunyai elektron
bebas (elemen donor). Umumnya kandungan oksigen di udara lebih banyak bila
dibandingkan degnan gas yang mudah terbakar lainnya. Partikel oksigen akan
menarik elektron bebas yang berada pada SnO2 sehingga elektron akan terkumpul
di permukaan. Karena tidak ada elektron bebas yang tersedia, arus keluaran akan
menjadi nol.
Ketika sensor gas
ditempatkan pada suatu tempat yang terdapat gas beracun atapun gas yang mudah
terbakar, maka gas pereduksi akan bereaksi dengan oksigen yang teradopsi. Hal
ini menyebabkan terputusnya ikatan kimia antara oksigen dengan elektron bebas
sehingga elektron bebas akan terlepas. Karena elektron bebas kembali ke tempat
semula, maka arus listrik akan mengalir. Aliran arus listrik akan sebanding
dengan jumlah elektron bebas yang terdapat pada SnO2, jika gas sangat beracun
maka akan ada lebih banyak elektron bebas.
Cara
Menggunakan Sensor Gas
1.
VCC
Dihubungkan
dengan tegangan positif 5V
2.
GND
Dihubungkan
dengan tegangan netral 0V
3.
Digital
Output
Pin
ini akan menghasilkan perubahan output baik itu logika High atau Low yang
menunjukkan adanya gas yang mudah terbakar atau gas beracun yang terdapat di
sekitar sensor.
4.
Analog
Output
Pin
ini akan mengeluarkan tegangan kontinyu sesuai dengan konsentrasi gas yang ada
di sekitar sensor
Tipe dan Fungsi Sensor Gas
Sensor gas dari tipe MQ terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan peruntukannya masing-masing. Pada gambar di bawah diperlihatkan fungsi dari setiap tipe sensor gas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar dengan bijak tanpa unsur SARA, Politik, dan Pornografi.