Membuat Parut Kukur Kelapa Dari Pompa Air
Pompa air yang sudah tidak dapat digunakan lagi karena kekuatan hisapnya sudah berkurang banyak bisa dimanfaatkan menjadi barang yang lebih bermanfaat. Modifikasi pompa air bekas dapat menjadi berbagai peralatan yang meringankan pekerjaan sehari-hari. Pada kesempatan kali ini akan membahas tentang modifikasi pompa air bekas menjadi alat parut/kukur kelapa.
Bahan utama yang dibutuhkan
antara lain:
a. Pompa
air bekas
Pompa
air bekas yang digunakan adalah pompa air yang masih bisa berputar. Ini
digunakan sebagai penggerak mata parut.
b. Mata
parut
Mata
parut yang digunakan adalah mata parut yang berbentuk lonjong (rudal).
Penggunaan mata parut bentuk lonjong ini lebih mudah dalam perakitan dan juga
penggunaannya lebih mudah. Kelapa yang akan diparut tidak perlu dilepaskan dari
batoknya (dicukil) sehingga lebih praktis.
c. Bak/Corong
Bak
digunakan untuk menampung dan menahan hasil parutan kelapa agar tidak tercecer.
Dengan menggunakan bak ini hasil parutan juga akan mudah diambil karena
terkumpul.
d. Baut dan mur
Baut
dan mur digunakan untuk menempelkan pompa air ke dudukannya, dan juga untuk
menempelkan bak pada pompa air.
e. Papan
Papan
digunakan untuk dudukan pompa air. Seandainya tidak menggunakan papan kayu,
bisa menggunakan besi agar lebih permanen.
f. Paku
Jika
menggunakan papan kayu sebagai dukukannya, maka harus menggunakan paku untuk
merakitnya. Jika menggunakan besi, maka paku tidak diperlukan.
Langkah
Pengerjaan
1. Lepaskan bagian impeler pompa air
Bentuk
pompa air bekas yang sudah dipotong bagian impeler diperlihatkan pada gambat di
atas. Pada gambar juga sudah dipasang dudukan bak. Dudukan bak menggunakan besi
siku ukuran 2x2 cm. Untuk menempelkan dudukan dengan bak, diberi lubang sesuai
dengan baut yang akan digunakan. Disini saya menggunakan mata bor ukuran 3 mm
sesuai dengan baut yang sudah disediakan.
Baut
pengunci untuk menempelkan pompa air dengan dudukan/rangka menggunakan baut
ukuran 12 berjumlah 4 buah. Panjang baut bisa disesuaikan dengan tebalnya
papan.
Dudukan/rangka
yang saya gunakan terbuat dari papan kayu. Tinggi rangka ini menyesuaikan
besarnya bak yang akan digunakan. Pada saat dipasang, bak harus lebih tinggi
dari lantai minimal 5 cm agar mudah menempatkan tempat tampungan hasil parutan
kelapa.
Pompa
air bekas yang digunakan sudah saya tambah dengan saklar untuk menghidupkan dan
mematikan pada saat penggunaan.
2. Pasang bak
Bak
diberi lubang pada bagian tengah dengan diameter 12mm atau disesuaikan dengan
diameter as pompa air. Setelah ada lubang kemudian masukkan as pompa air ke
dalam lubang dan beri tanda untuk membuat lubang pengunci bak dengan dudukan
bak. Setelah ditandai posisi lubangnya, bor lubang tersebut dengan diameter
yang sama atau lebih besar sedikit dengan baut yang akan digunakan. Pergunakan bor listrik dengan aman. Pasang baut untuk melekatkan bak dengan dudukannya.
3. Pasang mata parut
Pemasangan
mata parut ini tidak dapat langsung dipasang ke as pompa air karena diameter as
pompa air lebih kecil dibandingkan dengan diameter lubang mata parut. Pada kondisi
ini, saya menggunakan tambahan besi untuk mempersempit diameter lubang. Penggunaan
bahan tambahan ini jangan sampai menutupi baut pengunci yang ada pada mata
parut.
Pada
saat memasukkan as pompa air ke mata parut, perhatikan bagian yang datar pada as
pompa air. Bagian ini harus pas dengan posisi baut pengunci. Setelah terpasang,
kencangkan baut pengunci menggunakan kunci L (Hexagonal) hingga cukup kuat.
Setelah selesai kemudian uji
coba putaran mata parut dengan cara menghidupkan pompa air. Jika mata parut
bergoyang pada saat pompa air dihidupkan, perbaiki kembali bahan tambahan pada
lubang mata parut. Mata parut bergoyang ini diakibatkan karena posisi as pompa
air tidak tepat di tengah lubang mata parut. Untuk lebih jelasnya, simak video
berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar dengan bijak tanpa unsur SARA, Politik, dan Pornografi.