FAKTOR DALAM MENENTUKAN REFRIGERANT/FREON YANG DIGUNAKAN
Refrigerant atau yang lebih dikenal dengan nama Freon adalah zat yang digunakan untuk menyerap dan membuang
kalor dalam sistem pendingin. Pada saat proses penguapan (evaporasi), refrigerant
menyerap kalor pada temperatur dan tekanan rendah. Pada saat proses pengembunan
(kondensasi) dan melepaskan kalor pada temperatur dan tekanan tinggi.
Setiap refrigerant hanya akan bekerja optimal
untuk kondisi ataupun penggunaan sistem pendingin tertentu. Hal ini dikarenakan
setiap refrigerant mempunyai karakteristik yang berbeda, misalkan titik didih,
tekanan kerja, hingga penggunaan oli refrigerant yang sesuai. Dalam memilih
refrigerant yang akan digunakan, kita harus memperhatikan beberapa factor
antara lain:
Factor
keamanan
Faktor keamanan merupakan hal yang paling
utama dalam pemilihan jenis refrigeran. Hal tersebut menjadi semacam batasan
terhadap beberapa zat yang bisa digunakan sebagai refrigeran, mengingat
beberapa zat secara teknis mampu dan sesuai untuk digunakan sebagai refrigerant
Tingkat
Beracun (Toxicity)
Semua jenis gas mengandung zat beracun kecuali
oksigen, dengan pengertian bahwa zat tersebut dapat menyebabkan kesulitan
bernafas apabila jumlah konsentrasi yang besar sehingga dapat menghalangi penyerapan
oksigen oleh paru-paru. Zat dikatakan beracun (toxicity) jika dalam keadaan normal
akan berpengaruh ketika konsentrasi dan waktu reaksi menyebabkan efek
membahayakan.
Tingkat
Nyala (Flammability) dan Explosiveness
Flammable atau sifat mudah terbakar merupakan sifat umum
dari bahan atau subtansi yang terdiri dari unsur hydrogen dan carbon, seperti
premium, solar, elpiji, minyak tanah dan lain-lain. Sedangkan explosiveness adalah
suatu bentuk tingkatan lain dari sifat flammable yang bereaksi secara
spontan dan tiba-tiba. Namun yang perlu diingat bahwa kedua sifat tersebut,
terutama flammability, mempunyai arti bahwa subtansi atau zat tersebut
tidak kemudian dapat langsung terbakar dalam segala kondisi , karena ada
berbagai persyaratan untuk menjadikan sifat flammable tersebut menjadi flamm
dalam kenyataan.
Dengan mempertimbangkan kedua sifat di atas,
kebanyakan refrigerant yang sekarang banyak digunakan memiliki sifat yang tidak
mudah terbakar dan tidak menyebabkan ledakan, terkecuali refrigeran amonia
dan refrigeran dari kelompok
hidrokarbon. Amonia akan sangat mudah terbakar dan menyebabkan ledakan apabila
bercampur dengan proporsi tertentu dengan udara. Namun dengan tindakan
pencegahan yang sesuai dengan standar keamanan dalam proses pemasangan dan
perawatan, bahaya dalam menggunakan ammonia sebagai refrigeran dapat di
abaikan.
Hidrokarbon sebagai refrigeran juga sangat
memiliki sifat flammable dan explosive. Penggunaan refrigeran
dari kelompok ini memerlukan penanganan khusus dalam instalasi dan perawatan,
kemampuan personil untuk melaksanakan proses kerja sesuai dengan standar yang
diberlakukan sangat penting mengingat properti thermal dari hidrokarbon. Dengan
kemampuan personil, pelaksanaan kerja terhadap hidrokarbon akan memberikan
pencegahan yang cukup sehingga pemakaian hidrokarbon sebagai refrigeran akan
tetap aman.
Aspek Lingkungan
Saat ini isu
lingkungan merupakan isu besar yang memberikan efek bagi keseluruhan proses
masyarakat dunia khususnya dibidang refrigerasi, beberapa bahasan akan menjadi
acuan dalam penilaian masyarakat dunia mengenai dampak lingkungan dari proses
industri refrigerasi. Umumnya hal tersebut berdasarkan atas beberapa penelitian
terhadap tingkat kerusakan yang diterima oleh bumi beserta dampak kelanjutannya
akibat industri.
Seperti diketahui
bahwa refrigerasi merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap penipisan
ozon dan pemanasan global (lihat tabel 1.1). Sejak penemuan dari penelitian
ilmuwan Rowland dan Malina (1974), maka para ahli mulai meneliti
dan memberikan alternatif refrigeran sebagai jawaban atas kesepakatan dunia
tersebut.
Kebanyakan
refrigeran merupakan senyawa yang stabil, jadi ketika dilepaskan ke lingkungan
dan menguap meninggalkan bumi melewati troposfir dan mencapai stratosfir,
kondisi refrigeran masih dalam keadaan utuh atau tidak rusak. Kemudian di sana
refrigeran bereaksi dengan pancaran sinar ultra violet kuat yang akan memecah
dan melepaskan atom chlor. Dengan chlor sebagai katalis menjadikan terurainya
ozon secara terus menerus sehingga akan mengakibatkan lapisan ozon menjadi
tipis dan akhirnya berlubang.
Selain hal
tersebut, beberapa refrigeran juga akan mempengaruhi terhadap pemanasan global,
yang biasanya dinyatakan dalam indeks GWP (Global Warming Potential).
Efek pemanasan global yang disebabkan dari sistem refrigerasi adalah emisi dari
refrigeran yang mengandung gas-gas rumah kaca, yaitu CO2 ketika dilepaskan ke
lingkungan atmosfer pada saat perawatan atau servis.
Dengan adanya
pembatasan hingga pelarangan pemakaian refrigeran yang tidak ramah lingkungan,
maka penggunaan refrigeran alternatif yang biasanya refrigeran alami, menjadi
pilihan dengan beberapa syarat dan kondisinya.
Ekonomis dan
Pertimbangan Lainnya
Umumnya,
berdasarkan segi ekonomi dari pemilihan sebuah refrigerant akan juga
mempertimbangkan aspek teknis yang berhubungan dengan karakteristik fisika dan
termodinamika dari refrigeran. Dengan beberapa besaran yang berhubungan dengan
properti refrigeran akan mempengaruhi konsumsi listrik yang dibutuhkan untuk
memberikan efek refrigerasi per unit, hal tersebut dapat dilihat dari tingginya
koefisien performa (COP) dari refrigeran dengan kondisi tertentu. Properti dari
sebuah refrigeran yang juga akan mempengaruhi kapasitas refrigerasi dan
efisiensi antara lain, (1) Latent heat penguapan (2) Specific volume uap,
(3) kerja kompresor, (4) Specific heat pada keadaan uap maupun cair.
Pada pengkondisian
ruangan atau AC sebagai sistem yang tidak terlalu besar, kalor laten yang tingi
sangat diperlukan dalam kapasitas aliran refrigerant yang umumnya tidak banyak
refrigeran yang bersirkulasi jika dibandingkan dengan sistem yang lebih besar.
Ketika uap refrigeran yang bersirkulasi dengan volume spesifik yang kecil dan
dengan kalor laten yang tinggi, maka efisiensi dan kapasitas dari kompresor
akan meningkat. Kondisi tersebut tidak hanya akan mengurangi konsumsi power tapi
juga akan mengurangi kerja yang dibutuhkan kompresor sehingga menjadi lebih
efektif. Namun apabila nilai kalor laten yang dimiliki refrigeran terlalu
tinggi, jumlah refrigeran yang bersirkulasi tidak akan mencukupi untuk mengatur
pengembunan.
Maka
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan refrigeran
antara lain
sebagai berikut :
§ Tekanan penguapan
harus cukup tinggi.
§ Tekanan
pengembunan yang tidak terlampau tinggi.
§ Kalor laten
penguapan harus tinggi.
§ Volume spesifik
(terutama dalam fasa gas) yang cukup tinggi.
§ Koefisien
prestasinya harus tinggi.
§ Konduktifitas
thermal yang tinggi.
§ Viskositas yang
rendah dalam fasa cair atau gas.
§ Refrigeran tidak
boleh beracun dan berbau merangsang.
§ Refrigeran harus
mudah dideteksi jika terjadi kebocoran.
§ Ketersediaan yang
tinggi, biaya yang rendah.
§ Tidak merusak
lingkungan untuk jangka waktu yang pendek ataupun panjang.
“Jangan mengatakan ‘Masih
ada waktu’ atau ‘Nanti saja’. Lakukanlah segera dan gunakan waktumu dengan
bijaksana”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar dengan bijak tanpa unsur SARA, Politik, dan Pornografi.